Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Uncategorized

INALUM Dukung Pertanian Berkelanjutan Lewat Penerapan Metode Tani Nusantara di Kuala Tanjung.

14
×

INALUM Dukung Pertanian Berkelanjutan Lewat Penerapan Metode Tani Nusantara di Kuala Tanjung.

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) terus berkomitmen mendukung pemberdayaan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan melalui sektor pertanian. Bersama kelompok masyarakat binaannya, INALUM melaksanakan panen padi hasil penerapan Metode Tani Nusantara (MTN) di lahan uji coba seluas ±1.000 meter persegi di Desa Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, 08/10/2025.

Kepala Divisi CSR/TJSL INALUM Susyam Widodo menyebut bahwa program ini merupakan Langkah perusahaan dalam mendorong inovasi pertanian masyarakat agar lebih berkelanjutan, ramah lingkungan, dan berdaya saing sesuai dengan semangat SDG’s 2030 yang diterapkan oleh perusahaan. 

Example 300x600

“Penerapan Metode Tani Nusantara menjadi langkah nyata dalam mengurangi ketergantungan terhadap pupuk dan pestisida kimia, sekaligus memperkuat ketahanan pangan berbasis kemandirian desa, kami juga berupaya memperkuat kapasitas petani binaan agar lebih mandiri, hemat biaya, dan berdaya saing.” ujar Susyam.

Metode Tani Nusantara merupakan pendekatan pertanian alami yang memanfaatkan bahan-bahan organik lokal untuk menggantikan penggunaan pupuk dan pestisida kimia. Dengan metode ini, petani dapat menekan biaya produksi sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem tanah.

Panen dilakukan pada awal Oktober 2025 setelah melalui masa tanam dan pemeliharaan selama tiga bulan. Hasilnya menunjukkan produktivitas setara dengan metode konvensional, dengan efisiensi biaya yang lebih baik dan penggunaan input kimia yang jauh lebih rendah.

Dari hasil perbandingan, penerapan Metode Tani Nusantara menghasilkan produktivitas sebesar 220 kg per rante (400 m²), hanya sedikit di bawah metode kimia yang mencapai 250 kg, meski sempat terjadi kekurangan irigasi di pertengahan masa tanam. Namun, metode ini terbukti lebih efisien karena biaya tanam hanya sekitar Rp500.000, dibandingkan Rp700.000 pada metode konvensional. Selain itu, petani juga dapat menghemat penggunaan pupuk dan pestisida kimia dengan menggantinya menggunakan pupuk dan pestisida organik berbahan fermentasi alami. Frekuensi pemupukan dan pengendalian hama dilakukan menyesuaikan kondisi tanaman, dengan tambahan tiga kali pemupukan dan dua kali penyemprotan pestisida organik selama masa tanam.

Dalam program ini, PT INALUM juga memberikan pelatihan, studi banding ke desa lain yang telah menerapkan MTN, serta bantuan peralatan produksi pupuk dan pestisida organik sekaligus program ini juga menjadi bagian dari kontribusi perusahaan terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan SDG’s 2030 nomor 2: Tanpa Kelaparan, sekaligus mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional yang dicanangkan pemerintah.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Uncategorized

PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) bersama Kementerian BUMN dan sejumlah perusahaan pelat merah menggelar program UMKM Naik Kelas di Kabanjahe, Sumatera Utara, Selasa (2/9/25).

Kegiatan tersebut, diikuti 163 peserta, terdiri dari 132 pelaku UMKM, 31 fasilitator, serta tim TJSL BUMN. Program tersebut menjadi wujud komitmen BUMN dalam memperkuat peran UMKM sebagai motor penggerak ekonomi kerakyatan.

Melalui rangkaian pelatihan, pendampingan, hingga sertifikasi, para pelaku usaha didorong untuk meningkatkan kapasitas, memperluas pasar, dan menjadikan produk lokal lebih kompetitif.

Acara menghadirkan narasumber profesional, perwakilan pemerintah daerah, serta sejumlah perusahaan BUMN yang bersinergi, antara lain Inalum, BRI, Jasa Marga, Jasa Tirta I, Bank Syariah Indonesia, Telkom Indonesia, ASDP, hingga Nindya Karya.

Kementerian BUMN menegaskan, program ini bukan hanya sekadar pelatihan, tetapi langkah nyata dalam memperkuat daya saing UMKM daerah. Harapannya, produk UMKM asal Sumatera Utara dapat berkembang lebih luas, tak hanya di pasar lokal, tetapi juga mampu menembus pasar nasional bahkan global.