Batu Bara, Aroma konflik internal dari tubuh Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Desa Lubuk Cuik, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Kabupaten Batu Bara, Ketua koperasi, Welas Harmono, menduga ada upaya pengurus lain mulai mengulingkan secara halus oleh sejumlah pengurus dan Pj Kepala Desa Lubuk Cuik, M.Y. Daulay.
“Rapat digelar tanpa koordinasi dulu ke saya, bahkan keputusan – keputusan penting diambil seolah tanpa ada peran ketua. Saya merasa dilangkahi,” kata Welas saat ditemui wartawan, Senin (27/10/25).
Welas mengaku kekecewaannya memuncak usai rapat yang digelar pada Jumat 24 Oktober 2025 lalu, dalam forum itu, ia merasa disudutkan dan diposisikan tidak loyal terhadap koperasi yang selama ini ia perjuangkan.
“Padahal, saya yang paling awal menyetor modal Rp1,5 juta, tapi dana itu malah tidak disatukan dengan uang donatur sekitar Rp.10 juta, Bendahara menolak dengan alasan dana Donatur harus dikembalikan dulu,” ujarnya.
Tak berhenti di situ, Welas juga mengkritik sejumlah langkah pengurus yang menurutnya menabrak aturan main, mulai dari pengajuan proposal pinjaman ke bank, kerjasama dengan Bisnis Assisten (BA) tanpa melibatan ketua, hingga penunjukan pengelola unit sembako tanpa koordinasi.
Ketua pernah usulkan untuk angkat Pengelola unit sembako, mereka katakan nanti aja, kemudian tempo 2 hari sudah ada pengelola kerja, Sewaktu mengangkat Pengelola, mereka tidak koordinasi ke Ketua, “Alasannya perintah dari Dinas Koperasi dan UMKM Batu Bara, tapi saya sebagai ketua tidak pernah diajak bicara,” tegasnya.
Ia menilai pola kerja sepihak ini berpotensi menghancurkan fondasi koperasi yang dibangun dengan semangat gotong royong.
“Kalau koperasi ini dikelola seperti perusahaan pribadi, tanpa rencana bisnis dan transparansi, kita akan kehilangan kepercayaan anggota,” kata Welas menegaskan.
Pj Kades dan Sekretaris KDMP Bantah Campur Tangan. Di sisi lain, Pj Kepala Desa Lubuk Cuik, M.Y. Daulay, menepis tudingan bahwa dirinya ikut bermain dalam dinamika internal KDMP.
“Urusan undangan rapat koperasi bukan kewenangan kami. Desa hanya sebagai pihak monitoring, bukan pengambil keputusan. Kami justru sering diundang, bukan mengundang,” ujar Daulay.
Sementara Sekretaris KDMP Lubuk Cuik AS mengaku bingung dengan tudingan yang mengarah padanya.
“Maksudnya bagaimana, pak? Siapa yang menyingkirkan siapa? Kami hanya membahas kepengurusan dan permasalahan di internal koperasi,” ujarnya dengan nada heran.
Ia bahkan menantang agar pihak – pihak terkait duduk bersama untuk meluruskan persoalan.
“Kalau bisa dijumpakan saja langsung, biar jelas dan tidak salah paham,” tambahnya.
Koperasi Percontohan di Ujung Krisis Kepercayaan
Koperasi Desa Merah Putih Lubuk Cuik sebelumnya dikenal sebagai koperasi percontohan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa di Kabupaten Batu Bara. Namun kini, perpecahan internal justru mengancam keberlangsungan koperasi yang semestinya menjadi motor ekonomi warga.
Forum Masyarakat dan Media Independen Bersinergi (Formasib) menilai, konflik ini tak boleh dibiarkan berlarut, tanpa komunikasi dan transparansi, KDMP bisa kehilangan jati diri sebagai wadah ekonomi berbasis kebersamaan.
Semestinya sebagai Bapak Pimpinan Desa dan Pengawas KDMP Pj. Kades Lubuk Cuik mengambil langkah kebijakan solusi, bukan hanya berdiam diri, padahal kisruh ini di depan mata saat rapat.
“Musyawarah adalah jalan terbaik. Kalau ego dibiarkan menguasai, koperasi akan mati sebelum berkembang,” kata Yusri Bajang.


















